Para ilmuwan di Denmark telah mengembangkan suatu metode berbasis lipase dalam pendeteksian tentang kuantitas teramat kecil dari DNA, yang dapat digunakan dalam pengujian bakteri di dalam minuman bir.
Metode pendeteksian pada DNA yang sangat cepat dan sensitif mempunyai penggunaan berjangkauan luas dari diagnosis kanker dan penyakit hingga penseteksian bakteri berbahaya dalam minuman dan makanan. Metode sebelumnya bersandar pada metode optikal dan pre-amplifikasi sampelnya yang memakan waktu sangat banyak, yang karena kesensitifannya hingga seringkali memakan waktu beberapa minggu dan memerlukan perangkat yang menyita ruangan sangat besar. Metode elektrokimiawi telah digunakan untuk menigkatkan kecepatan dan tingkat portabilitasnya.
Sekarang ini, Elena Ferapontova, Kurt Gothelf dan beberapa kolega dari Aarhus University telah mengembangkan suatu lipase berbasis teknik elektrokimiawi yang dapat mendeteksi sekecil mungkin DNA hingga 20 attomoles (2 x 10-17 moles). Lipase merupakan enzim yang membelah ester dengan harga yang sangat mahal dimana ditemukan banyak sekali pada aplikasi di bioteknologi dan sintesis bioorganis.
DNA berlabel lipase membelah ikatan ester yang memegang secara elektrokimiawi ferrocene aktif pada elektroda
Pada sistem Ferapontova, DNA target ditangkap pada manik-manik magnetis dan dilabeli dengan lipase. Kemudian dikumpulkan dan memungkinkan untuk bereaksi dengan ferrocene yang dimodifikasi dengan elektroda emas. Lipase membelah ikatan ester yang menahan secara elektrokimiawi kelompok ferrocene aktif kedalam elektroda, menurunkan sinyalnya dan mengindikasikan keberadaan DNA target.
Ferapontova mengatakan bahwa dia berencana untuk menggunakan sensor guna mendeteksi perkembangan bakterial yang membuat minuman bir tidak bereaksi. ‘Metode apapun yang cepat dan sensitif dalam menguji kadar logam bagi bakteri yang cacat produksi pada minuman bir akam nejadi keuntungan ekonomis yang sangat besar pada industri pembuatan minuman bir dan akan memberikan kepentingan umum,’ tambahnya. Pada sekarang ini tim sedang menyelidiki sampel DNA dari bakteri bir yang cacat produksi untuk menguji validitas metode dalam menganalisa sampel minuman bir yang asli.
Ben Horrocks, seorang ahli pada aplikasi elektrokimiawi biologikal pada Newcastle University, Inggris, terkesan bahwa tim ini telah menggabungkan bersama-sama beberaqpa teknik yang ada untuk menghasilkan ‘salah satu batas pendeteksian yang paling rendah dari suatu sistem berbasis elektrokimiawi ‘.
Metode pendeteksian pada DNA yang sangat cepat dan sensitif mempunyai penggunaan berjangkauan luas dari diagnosis kanker dan penyakit hingga penseteksian bakteri berbahaya dalam minuman dan makanan. Metode sebelumnya bersandar pada metode optikal dan pre-amplifikasi sampelnya yang memakan waktu sangat banyak, yang karena kesensitifannya hingga seringkali memakan waktu beberapa minggu dan memerlukan perangkat yang menyita ruangan sangat besar. Metode elektrokimiawi telah digunakan untuk menigkatkan kecepatan dan tingkat portabilitasnya.
Sekarang ini, Elena Ferapontova, Kurt Gothelf dan beberapa kolega dari Aarhus University telah mengembangkan suatu lipase berbasis teknik elektrokimiawi yang dapat mendeteksi sekecil mungkin DNA hingga 20 attomoles (2 x 10-17 moles). Lipase merupakan enzim yang membelah ester dengan harga yang sangat mahal dimana ditemukan banyak sekali pada aplikasi di bioteknologi dan sintesis bioorganis.
DNA berlabel lipase membelah ikatan ester yang memegang secara elektrokimiawi ferrocene aktif pada elektroda
Pada sistem Ferapontova, DNA target ditangkap pada manik-manik magnetis dan dilabeli dengan lipase. Kemudian dikumpulkan dan memungkinkan untuk bereaksi dengan ferrocene yang dimodifikasi dengan elektroda emas. Lipase membelah ikatan ester yang menahan secara elektrokimiawi kelompok ferrocene aktif kedalam elektroda, menurunkan sinyalnya dan mengindikasikan keberadaan DNA target.
Ferapontova mengatakan bahwa dia berencana untuk menggunakan sensor guna mendeteksi perkembangan bakterial yang membuat minuman bir tidak bereaksi. ‘Metode apapun yang cepat dan sensitif dalam menguji kadar logam bagi bakteri yang cacat produksi pada minuman bir akam nejadi keuntungan ekonomis yang sangat besar pada industri pembuatan minuman bir dan akan memberikan kepentingan umum,’ tambahnya. Pada sekarang ini tim sedang menyelidiki sampel DNA dari bakteri bir yang cacat produksi untuk menguji validitas metode dalam menganalisa sampel minuman bir yang asli.
Ben Horrocks, seorang ahli pada aplikasi elektrokimiawi biologikal pada Newcastle University, Inggris, terkesan bahwa tim ini telah menggabungkan bersama-sama beberaqpa teknik yang ada untuk menghasilkan ‘salah satu batas pendeteksian yang paling rendah dari suatu sistem berbasis elektrokimiawi ‘.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar