Para peneliti telah mengembagkan keadaan yang memicu perkembangan formasi tingkat berbahaya yang potensial dari zat beracun pada sirup jagung berfruktosa tinggi (HFCS) yang seringkali dimakan lebah madu. Studi mereka, yang muncul pada isu akhir – akhir ni di jurnal dwi mingguan Agricultural and Food Chemistry pada ACS, mungkin juga mempunyai implikasi untuk minuman ringan dan lusinan makanan manusia lainnya yang berisikan HFCS. Zat tersebut, hydroxymethylfurfural (HMF), terbentuk hanya dari fruktosa yang dipanaskan.
Dalam studi barunya, Blaise LeBlanc dan Gillian Eggleston beserta para kolega mencatat bahwa penggunaan HFCS yang ada dimanapun sebagai pemanis minuman dan makanan kaleng. Beberapa peternak lebah juga memberi makan zat ini kepada lebah mereka untuk meningkatkan reproduksi dan produksi madu. Saat terekspos pada suhu yang hangat, HFCS dapat membentuk HMF dan membunuh lebah madu. Beberapa peneliti percaya bahwa HMF mungkin saja sebagai suatu factor pada Colony Collapse Disorder, sebuah penyakit misterius yang telah membunuh setidaknya sepertiga populasi lebah madu di Amerika Serikat.
Para ilmuwan memperkirakan tingkat HMF dalam produk HFCS dari pabrikan berbeda selama 35 hari pada suhu yang berbeda. Saat suhu naik, tingkat HMF naik bertahap. Tingkat tersebut turun drastic sekitar 120 derajat Fahrenheit.
“Data ini penting untuk para peternak lebah komersial, pabrikan HFCS, dan tujuan penyimpanan makanan. Karena HFCS berkaitan dengan pmanis pada makanan kaleng, data pada studi ini sangat penting bagi kesehatan manusia juga,” pernyataan laporan itu. Ini ditambah dengan studi ini telah menghubungkan HMF dengan kerusakan DNA pada manusia. Sebagai tambahan, HMF terpecah dalam tubuh menjadi zat lain yang secara potensial lebih berbahaya ketimbang HMF.
Dalam studi barunya, Blaise LeBlanc dan Gillian Eggleston beserta para kolega mencatat bahwa penggunaan HFCS yang ada dimanapun sebagai pemanis minuman dan makanan kaleng. Beberapa peternak lebah juga memberi makan zat ini kepada lebah mereka untuk meningkatkan reproduksi dan produksi madu. Saat terekspos pada suhu yang hangat, HFCS dapat membentuk HMF dan membunuh lebah madu. Beberapa peneliti percaya bahwa HMF mungkin saja sebagai suatu factor pada Colony Collapse Disorder, sebuah penyakit misterius yang telah membunuh setidaknya sepertiga populasi lebah madu di Amerika Serikat.
Para ilmuwan memperkirakan tingkat HMF dalam produk HFCS dari pabrikan berbeda selama 35 hari pada suhu yang berbeda. Saat suhu naik, tingkat HMF naik bertahap. Tingkat tersebut turun drastic sekitar 120 derajat Fahrenheit.
“Data ini penting untuk para peternak lebah komersial, pabrikan HFCS, dan tujuan penyimpanan makanan. Karena HFCS berkaitan dengan pmanis pada makanan kaleng, data pada studi ini sangat penting bagi kesehatan manusia juga,” pernyataan laporan itu. Ini ditambah dengan studi ini telah menghubungkan HMF dengan kerusakan DNA pada manusia. Sebagai tambahan, HMF terpecah dalam tubuh menjadi zat lain yang secara potensial lebih berbahaya ketimbang HMF.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar